Satu cangkir kopi panas tersedia di meja. Kau mulai meneguknya, seruput demi seruput. Damai, tenang, dan nyaman. Rasa pahit terasa.
Wajahmu yang teduh menengadah perlahan. Memamerkan jakun di lehermu. Dengan perlahan, mata itu terpejam. Terbayang saat dulu..
Riasan wajah, cara berpakaian, senyum sederhana, serta tawa ringannya. Kau deskripsikan dengan satu kata, indah. Entah untuk keberapa kalinya, kau putar ulang-kaset kenangan usang paling berharga di hidupmu-semua itu.
Hatimu mulai runtuh. Kenangan dan kenyataan hilang timbul menyakitimu. Melemparmu ke dalam kekosongan dan kehampaan dunia yang semu!
Kau terlihat lemah, kawan. Padahal tidak. Jelas tidak!
Teguklah lagi kopi panasmu. Coba jelajahi rasanya, tak hanya pahit yang kau temukan.
Bukalah matamu, telingamu, dan hatimu dengan berani. Kita ada di sini. Siap menelanjangi sisi sisi mu yang lain. Jangan kau lupa, ada Tuhan di hati ini.